Hearing Goodness #II : Varian Cover Version Gigs

Rabu, 09 Juni 2010 13.42 Diposting oleh Arief & Decky

8

Hearing Goodness, salah satu acara musik yang mempunyai konsep menarik menurut saya. Karena band-band yang tampil memainkan lagu-lagu band influence mereka. Pada Minggu, 6 Juni 2010, Hearing Goodness #II diadakan. Setelah sebelumnya menonton Djarum Black Innovation Award di Paris Van Java, saya langsung meluncur ke Bayou Steak and Boutique untuk menonton Hearing Goodness, walaupun hujan mengguyur Kota Bandung pada malam itu.

Ketika saya sampai disana, Cuddle Pop sedang tampil. Band ini menarik perhatian saya karena mereka meng-cover lagu-lagu dari Blur. Respon penonton mulai ramai ketika Cuddle Pop membawakan lagu Blur, “Coffe & TV”. Setelah Cuddle Pop, Kameramen tampil. Band yang membawakan lagu-lagu dari Joy Division ini berhasil mendapatkan atensi penonton, sebagian dari mereka bernyanyi bersama.

Selesai Joy Division di cover, sekarang Bonchie And Her Littletrees mendapatkan giliran tampil. Ketika mereka tampil, penonton mungkin agak bingung dengan lagu-lagu yang mereka bawakan. Karena mereka membawakan lagu dari salah satu band spanyol.
Local Drug Store, band beraliran Electro Dance Rock setelah itu tampil. Dengan membawakan lagu-lagu dari Elastica. Band yang beranggotakan Dimas, Babam, Yumna, dan Chacha ini berhasil menghibur penonton dengan musik mereka yang bertempo cepat.

Setelah Local Drug Store, saya harus pulang karena keesokan paginya harus UAS. Sangat ditunggu Hearing Goodness #III, dengan band-band dan genre yang berbeda.


Posting Oleh : Decky Arrizal

Band That Influenced My Life

12.54 Diposting oleh Arief & Decky

0





Efek Rumah Kaca. Yap, Efek Rumah Kaca adalah band favorit saya sepanjang masa. Ya mungkin judul postingan ini sedikit berlebihan. Tapi saya tidak merasa rugi dan tidak terpaksa untuk membuat sebuah tulisan tentang band favorit saya.

Saya mengenal Efek Rumah Kaca ketika saya menonton video klip mereka yang berjudul “Cinta Melulu”. Ketika pertama melihatnya, saya tidak mendengar lagunya. Saya lebih tertarik dengan konsep video klip mereka yang unik. Ternyata setelah saya cari tahu, video klip itu dibuat oleh Manajer band White Shoes and The Couples Company, Indra Ameng. Setelah menonton video klip mereka untuk kedua kalinya, baru saya menyadari isi dari lagu tersebut. Lagu yang isinya menyinggung lagu band-band Indonesia yang selalu bertemakan cinta.

Setelah itu saya mulai mendengar lagu-lagu mereka lainnya yang ternyata liriknya sangat bagus menurut saya. Dengan selalu menggunakan bahasa Indonesia dan karakter vokal Cholil yang kuat, membuat saya kagum dengan band ini.

Dengan dua buah album yang telah dibuat, mereka sekarang sudah menjadi salah satu band indie berbakat dan “berbahaya” menurut saya. Berbahaya dengan lagu-lagu mereka yang cerdas. Sampai sekarang saya tidak pernah bosan untuk melihat penampilan mereka. Dan sedang menunggu, bagaimana album ketiga mereka.




Posting Oleh : Decky Arrizal

All Hail To The S.I.G.I.T

12.04 Diposting oleh Arief & Decky

0

SIAPA GIGS TERBAIK KALIAN?!
Postingan kali ini masih belum bergeser dari postingan sebelumnya. Jadi jangan berharap bahasan tentang update gigs terbaru di postingan ini. Jangan close tab dan ganti url ke blog lain dulu. Postingan kali ini tetap tidak terlalu mengecewakan kok.


Kata-kata di atas ditujukkan kepada kalian yang telah mengalami fase Diana kalian menikmati sebuah gigs musik bak mencapai sebuah orgasme yang luar biasa! Pernah? Bagikan cerita kalian.
Tapi sebelumnya, seperti biasa, silahkan nikmati tulisan saya mengenai pengalaman pribadi saya.

Saya pernah mengalami kejadian seperti kata-kata saya diatas walau tidak mencapai orgasme dalam artian yang sebenarnya. Yang saya rasakan hanyalah kepuasan dan takjub! Mereka luar biasa! The S.I.G.I.T memang luar biasa!

Betul, gigs ini adalah gigs The S.I.G.I.T saat launching EP album Hertz Dyslexia bertitel “The Hertz Dyslexia Concert”. Gelaran bersejarah ini diadakan di The Venue Eldorado, Bandung pada 20 Juni 2009 lalu. Membawakan hampir seluruh lagu pada album pertama serta lagu-lagu baru pada album Hertz Dyslexia seperti Only Love Can Break Your Heart milik Neil Young.

The S.I.G.I.T yang kembali ke atas panggung setelah dituntut encore, Rekti yang memecah keindahan malam itu dengan giar Gibson-SG nya dengan lagu-lagu seperti Soul Sister dan Clove Dloper. Tak cukup ditu saja kejutan malam itu, langit-langit The Venue Eldorado berhujanan uang kertas berlogo Hertz Dyslexia yang diamini lewat permainan lagu Money Making.


Hanya tersisa rasa puas dan bangga menjadi bagian dari sejarah Rock ‘n Roll yang berwujud THE S.I.G.I.T.


Posting Oleh : M. Arief Haadi Mulia

No Gigs No Gain!!

11.13 Diposting oleh Arief & Decky

0

Mari kita agak bergeser dari liputan mengenai gigs yang di banggakan(siapa?) dari BYM! Sekarang kita akan sedikit cerita-cerita dan nostalgia (ceritanya).

Mari kita bahas. Dimana dan Siapa GIGS PERTAMAMU?

Ayo-ayo kembali kemasa-masa saat pertama kali merasakan rasa berdecak kagum, takjub, merinding, bahkan merasa “bebas” saat kalian menyaksikan dan menjadi bagian dari sejarah saat beridiri di hadapan panggung yang (meski) tidak megah, tapi cukup membuatmu merasa INILAH TUJUAN MASA MUDA!

Sebelum kalian mulai (mungkin/akan/ harus) memenuhi postingan ini dengan komentar mengenai cerita kalian, alangkah tidak merugikannya bagi kalian setelah membaca postingan saya ini.

Gigs pertama saya datang dari Bandung. Hal luar biasa ini datang 2 tahun lalu yang bertajuk “Dance Your Mind at Dago Tea House” pada 22 November 2008. Apabila kalian bertanya kemana saya selama tahun Lahir-2008. Saya berada di kota tempat dimana hal luar biasa ini sangat jarang digelar. Sekarang kalian bisa membayangkan betapa planga-plongonya saya saat itu?!

Acara yang dipersembahkan oleh radio 99ers Bandung ini menampilkan band-band yang hanya sebelumnya hanya saya lihat di majalah seperti Agrikulture, Rock n Roll Mafia, Homogenic, Ape On The Roof, Holy City Rollers, Stereomantic,dan Inspirational Joni.
Saya tidak terlalu ingat secara detail rundowon serta songs list mereka karena memang lupa.haha


Sekarang, bagaimana kalau ceritakan gigs pertama kalian?!

Posting by : M. Arief Haadi Mulia

The Last Show For New Beginning of Efek Rumah Kaca

11.02 Diposting oleh Arief & Decky

1







Pada hari minggu, 6 Juni 2010, ketika saya sedang membuka account twitter saya, tiba-tiba ada tweet dari salah satu band favorit saya, Efek Rumah Kaca, yang berisi, “Hari ini merupakan #gig efekrumahkaca #janganmarahrecords terakhir di Bandung jam 19.00 seblum cuti u/ pengobatan Adrian”. Saya kaget dengan tweet ini, karena saya baru mendengar lagi kabar dari bassis Efek Rumah Kaca yang memang sedang sakit itu. Langsung saja saya bertanya kepada teman-teman saya, siapa yang akan datang ke acara tersebut, karena saya tidak ingin melewatkan gigs terakhir dari Efek Rumah Kaca.

Sekitar jam 7 malam saya sudah berada di Paris Van Java Bandung, dan ternyata sudah banyak penggemar Efek Rumah Kaca lainnya yang menunggu penampilan band idolanya itu. Selagi menunggu, saya tertarik melihat barang-barang yang dibuat oleh finalis Djarum Black Innovation Award 2010. Mulai dari helm multi fungsi yang bisa, sampai permainan gaplek untuk tuna netra. Sangat kreatif sekali orang-orang yang membuat barang-barang ini, pikir saya.

Ketika sedang melihat-lihat, ternyata crew Efek Rumah Kaca sedang menyiapkan alat-alat musik yang akan dimainkan oleh sang band. Saya langsung mengambil tempat terdekat dengan panggung, agar bisa puas melihat, mendengar dan mengabadikan Efek Rumah Kaca lewat foto. Setelah alat-alat musik sudah terpasang, ternyata Efek Rumah Kaca bermain akustik. Saya semakin tidak sabar melihat mereka perform.

Akhirnya yang ditunggu-tunggu datang juga. Satu-persatu personil naik ke atas panggung, dan ternyata yang bermain bukan Adrian, tetapi bassis dari band C’mon Lennon yang saya lupa nama nya. Saya dan penggemar Efek Rumah Kaca lainnya pasti bertanya-tanya kemana Adrian? Apakah sedang menjalani operasi? Entahlah.

Efek Rumah Kaca mulai bermain dan membawakan lagu-lagu mereka seperti, “Cinta Melulu”, “Jangan Bakar Buku”, Balerina”, dan banyak lainnya, saya lupa. Karena lagu yang dibawakan Efek Rumah Kaca sangat banyak menurut saya. Dan penampilan mereka menurut saya sangat total dan terkadang membuat saya merinding karena mendengar suara Cholil bernyanyi. Dan backing vocal yang biasa dilakukan oleh Adrian, sekarang dilakukan oleh sang drummer, Akbar. Dipertengahan lagu, Akbar sempat bilang kalau ia sangat kewalahan dengan mengambil alih “jatah” backing vocal Adrian. Dan lucunya, gitar yang digunakan Cholil sempat putus senarnya. Setelah mengganti dengan gitar cadangan, tak lama gitar cadangannya putus juga. Mau tak mau ia mengganti gitar cadangannya dengan gitar yang petama ia gunakan yang sudah dipasang dengan senar baru oleh crew nya.

Efek Rumah Kaca sangat menghibur malam itu. Dan ada perasaan sedih ketika menyadari, kalau ini adalah penampilan terakhir mereka. Mudah-mudahan Adrian segera sembuh, dan Efek Rumah Kaca bisa bermain lagi di Kota Bandung.

Posting & Poto Oleh : Decky Arrizal

The Seventh Series of The Gorgeous "Coup De Neuf"

08.55 Diposting oleh Arief & Decky

6


Fast Forward Record (FFWD) bekerja sama dengan L.A Lights mewujudkan kembali sebuah acara rutin yang (menurut saya) selalu spektakuler, Coup De Neuf (CDF)! Hajatan yang berumur ke #7 kali ini menggandeng band-band seperti Funny Little Dream, Monday Moth Class dan nama-nama besar lain seperti Everybody Loves Irene, Tika and The Dissident dan seorang biduanita (yang maaf, saya agak subjektif dan excited banget sama yang satu ini) FRAU.
Gelaran yang kali ini diadakan di Concordia, Bumi Sangkuriang, Ciumbeluit, Bandung kali ini agak berbeda dengan venue tetap CDF #1 sampai #5 di Gedung CCF, Bandung. Dengan sedikit dibasahi oleh butiran-butiran air dari awan yang menjadi gelap akibat uap air yang berkondensasi (baca : hujan), tidak menyurutkan semangat muda-mudi untuk datang dan menyaksikan perhelatan ini.

***

Dimulai dengan petikan santai dan nada drum dengan tempo yang lambat saat jam menunjukan pukul 19.30 WIB. Dengan memainkan sekitar 6 lagu, Funny Little Dream berhasil membuat penonton menyimak dan mengingat dan kemudian sengaja datang ke sebuah acara music untuk menonton pertunjukan mereka selanjutnya. Oh ya, sohib kepengurusan blog ini, bung Decky Arrizal berhasil mendapatkan sebuah cd cuma-cuma dari Funny Little Dream hanya dengan mengacungkan tangannya. (saya cukup iri dengan kejadian ini)


Lima sosok yang menamakan diri mereka Everybody Loves Irene menjadi tamu dalam rundown CDF selanjutnya. Membawa alat-alat yang tidak saya kenal bentuk dan fungsinya, mereka “menyihir” ruangan yang sesak tersebut dengan nada-nada dan suara yang sedikit kelam dan parau. Band (yang menurut saya) titisan band triphop asal Inggris, Portishead ini sepertinya harus menambah satu personel lagi. Kenapa? Karena saya merasa agak miris dengan sang pemetik gitar yang sebelum, selama dan setelah performance kerap disibukan dengan berbagai hardware penunjang untuk lagu berikutnya. He’s the only guy who flooded with sweat, man! (Maaf, ini hanya komentar bodoh yang nyangkut di otak saya, jadi jangan diperdulikan. Hehe)


Selanjutnya Monday Math Class, band asal Jakarta yang mengusung genre powerpop ini menjadi band ketiga yang tampil dalam CDF #7 ini. Band yang beranggotakan Priscilla Jamail pada vokal, Ario Hendarwan di Gitar dan Vokal, Hasief Ardiasyah pemegang Gitar, Ezar pembetot Bass, Asra sang Kibordis serta Ildo Hasman penggebuk Drum ini terbentuk sejak tahun 2007. Dengan membawakan sekitar 6 lagu, Monday Moth Class berhasil menjalin komunikasi yang baik dengan penonton. Ditambah sosok Ario yang juga seorang gitaris dari grup The Adams yang banyak dikenal orang. Monday Math Class berhasil mengambil bagian dari malam luar biasa itu!


Lalu kita mendengarkan, menyimak, dan terlarut FRAU. Biduantia asal Jogjakarta ini
bak seorang guru TK yang mendongeng dengan cerita-cerita seru dan ditunggu-tunggu oleh para muridnya ketika berada di atas panggung. Belia yang memiliki nama lengkap Leilani Hermiasih Suyenaga yang akrab disapa Lani , adalah seorang mahasiswi angkatan 2008 yang berkuliah di salah satu fakultas negeri di Jogjakara. Lani yang mulanya naik ke atas panggung dan menghampiri keyboardnya dengan malu-malu segera menjadi sosok yang berbeda ketika ia mulai memainkan jari-jarinya di atas keyboard andalannya. Dimulai dengan I’m a Sir, Mesin Penenun Hujan, penonton dibuat bergidik dan tak sesekali berdecak takjub oleh lengkingan suaranya indahnya. Pada lagu Rat and Cat Lani mengundang Wok The Rok seorang pendiri yesnowave. Setelah itu Frau mengajak vokalis dari Melancholic Bitch untuk mendendangkan lagu Sepasang Kekasih Yang Bercinta di Luar Angkasa. Penampilan memukau dara umur 21 tahun ini ditutup dengan tembang Glow dan tepukan kagum puluhan pasang tangan.

(Untuk menindaklanjuti kata-kata subjektif dan excited saya mengenai FRAU, saya akan menampilkan potongan klip langsung dari Concordia, Bumi Sangkuriang saat performancenya. Spesial bukan! Enjoy)




Dari Concordia, Bumi Sangkuriang Bandung kita “dipindahkan” ke klab-klab malam dipinggiran kota New York yang menampilkan band-band yang membawakan tembang Jazz dan Soul khas orang-orang kulit hitam. Bingung? Tapi itu sungguh yang saya rasakan saat menonton pertunjukan Tika and The Dissident. Takjub? Betul sekali, kumpulan manusia-manusia luar biasa ini benar-benar berhasil mengurung ruangan sesak itu kedalam atmosfer lantunan tembang dan performance panggung mereka. Ditambah dengan cover lagu “Smells Like Teen Spirit” milik Nirvana menjadi seperti lagu yang betul-betul belum pernah dimainkan sampai akhirnya saya menyadarinya pada bagian lirik. Hebat!


Sama dengan pikiran kalian semua. Mari kita berharap yang terbaik untuk Coup De Neuf #8 nanti!
We’re here and we’re all waiting!

Posting by : M. Arief Haadi Mulia
Photo by : Decky Arrizal (Tika taken from coupdeneuf.wordpress.com)
Video taken by : Youtube

"SUPERBAD!" Vol. 21: “The Darkside of Jazz and The Sinful Rock 'n Rollers

07.38 Diposting oleh Arief & Decky

10


Indra Ameng dan Keke tumbuan yang menamakan diri mereka “The Secret Agent” kembali mengadakan acara bulanan “Superbad!” yang diselenggarakan di salah satu bar legendaris di Jakarta, The Jaya Pub, yang beralamat di Gedung Jaya Parking Area, M.H. Thamrin kav. 1-2 Jakarta Pusat. Acara yang sudah masuk ke edisi 21 ini mempunyai judul “"SUPERBAD!" Vol. 21: “The Darkside of Jazz and The Sinful Rock 'n Rollers”. Dari judulnya kita sudah bisa mengira-ngira seperti apa genre band yang akan bermain di “Superbad!” kali ini.

“Superbad!” kali ini dibuka oleh penampilan Kunokini, yang kebanyakan personilnya mempunyai rambut gimbal. Band yang menggunakan berbagai alat musik tradisional pukul ini sangat menghibur orang-orang yang hadir malam itu. Selain membawakan lagu sendiri seperti “Lagu Jawa”, mereka juga membawakan “Rasa Sayange” dengan gaya mereka. Saya dan penonton sangat terhibur melihat penampilan mereka yang unik.

Setelah penampilan Kunokini, Pink Pony Club bersiap-siap untuk tampil. Band yang beranggotakan Danny, Adit, Gomien dan Le-Peace ini satu-satunya pengisi acara yang datang dari luar kota, yaitu Kota Bandung. Lagu pertama yang dibawakan Pink Pony Club adalah “Sok Aksi”. Lagu instrumental yang dibawakan oleh Band beraliran Power Pop ini berhasil mengundang tepuk tangan dari penonton “Superbad!” malam itu. Setelah itu lagu-lagu mereka seperti “I Only Missing You”, “Umpama”, dan “Sometimes” berhasil dibawakan dengan sukses.

Penampilan ketiga malam itu adalah Notturno. Band yang terdiri dari 3 personil ini membawakan Progressive Jazz. Yang mencuri perhatian saya pada band ini adalah sang bassis yang menggunakan Contra Bass. Sangat terlihat di ruangan The Jaya Pub yang tidak terlalu besar itu.

Sebelum Notturno selesai perform, saya terpaksa pulang ke rumah karena keesokan harinya, saya sudah harus mengejar travel untuk kembali ke Bandung. Sangat disayangkan karena saya sangat ingin menonton penampilan band indie “gaek” dari Jakarta, That’s Rockefeller. Ya mudah-mudahan dilain waktu dan kesempatan, saya bisa menonton mereka.


Posting & Photo Oleh : Decky Arrizal

Soundlicious @Dago Tea House, Bandung

Kamis, 13 Mei 2010 08.06 Diposting oleh Arief & Decky

10

SELAMAT KEMBALI KODRAT! Mungkin terdengar agak aneh kata sambutan barusan, tapi itu memang kata sambutan yang kita gembar-gemborkan untuk postingan kali ini dan seterusnya. Setelah sekian lama “keluar”, akhirnya Blowyourmusic dikembalikan ke kodratnya. Well, gak kodrat yang terlalu luas seperti kodrat manusia yang harus saling tolong menolong atau berbagi kepada sesama. Kodrat kia (seharusnya)memberitakan update news tentang gigs dan acara-acara yang berkaitan dengan MUSIK.

Saya utarakan terimakasih kepada para pengunjung blog kami yang telah bingung dengan nama blog dan konten blog yang tidak sesuai tetapi tetap meninggalkan komen. You’re really someone guys

.....

Sekarang saya akan bahas sedikit tentang acara yang kita datengin kemarin. Minggu 9 Mei, Administrasi Negara Fisip Unpad mengadakan acara “Soundlicious” dengan tema “Music & Culture” di Dago Tea House, Bandung. Dari sisi music, band-band dan solo seperti Baby Eat Crackers, The Jims, Adhitya Sofyan, The Trees & The Wild, Endah & Rhesa, Mocca, White Shoes & The Couples Company menjadi bintang tamu yang paling ditunggu dalam gelaran ini. Dari sisi culture, penampilan kelompok Kelompok Seni dan Tari Galengan tak kalah seru, penampilan mereka menarik banyak atensi dari berbagai pengunjung yang hadir.

Sebenernya masih banyak performance dalam gelaran ini. Tapi berhubung saya hanya datang saat Adhitya Sofyan bermain, marilah kita membahas dari situ saja.hehe

Solo pria yang berasal dari Jakarta ini membuat malem yang mendung itu menjadi begitu dingin (apa memang karena saya tidak memakai jaket? tidak penting?! Sudahlah..) Petikan gitar akustik yang diikuti dengan suara galau khasnya berhasl membuat beberapa penonton terutama berjenis kelamin perempuan terkagum-kagum.

(Gerimis pun turun, ada yang tetap bertahan dan ada yang mengungsi ke tribun atas…)

Selanjutnya The Trees & The Wild, band yang beranggotakan Remedy Waloni, Iga Massardi, dan Andra Budi Kurniawan memulai penampilan mereka dengan lagu Berlin. Mereka membawakan sekitar 7 lagu yang kemudian diakhiri dengan Irish Girl. Penampilan mereka sangat memukau walau ada sedikit masalah di bagian sound sehingga vocal remedy terdengar sedikit pecah. Overall, mereka tetap pantas mendapatkan tepuk tangan yang meriah terutama Charita Utamy yang tampil begitu cantik malam itu(Gak nyambung? Gapapa, yang penting Charita Utamy sempat saya bahas di sini,haha).


Duo yang baru saja menikah, Endah Widiastuti dan Rhesa Aditya menjadi raja dan ratu dalam gelaran malam itu. Story teling musik yang menjadi ciri khas mereka di setiap penampilan tetap menjadi daya tarik tersendiri dari band yang terbentuk sejak tahun 2004 ini. Stage Performance yang unik, skill yang luar biasa, serta pasangan yang romantis, ya! kalian memang sepasang raja dan ratu.

Mocca, band yang memiliki seabrek prestasi baik di dalam dan di luar negeri ini mengajak para penonton menyanyikan lagu-lagu andalan yang mereka bawakan, seperti lucky me, secret admirer, etc. Lalu…..........(jujur, saya tidak menonton penampilan mereka sampai habis karena saya akhirnya keluar untuk mencari air minum dan membeli merchandise Endah N Rhesa..hehe. maaf untuk yang protes :D)

Kemudian, saya yang berpikir(akan) merasa bosan dengan rundown acara selanjutnya, dibuat menelan pikiran saya sendiri(emang bisa!?). LUAR BIASA! Itu dua kata yang terus keluar dalam benak saya saat menyaksikan penampilan dari Kelompok Seni dan Tari Galengan ini. Para personil yang bedandan khas dengan batiknya membawakan lagu-lagu etnik yang dibarengi suara merdu dari seorang biduanita. Itu saja? Belum. Ada sederet penari-penari yang membawakan tari daerah yang tidak bisa saya sebutkan satu persatu(bukan karena terlalu banyak, tapi memang saya tidak tahu jenis tariannya). Alhasil, kelompok Galengan ini mendapatkan standing applause dari penonton yang hadir! Sekali lagi LUAR BIASA!

Dan terakhir…kita punya White Shoes & The Couples Company. Band asal Jakarta yang selalu berdandan dan memiliki lagu-lagu yang bernuansa retro ini menjadi penutup gelaran acara ini. Sebagai band klimaks, tentu saja mereka memiliki tanggung jawab untuk menghidupkan kembali semangat penonton yang lelah dan kenyang atas suguhan penampilan sebelumnya. Mengatasinya, White Shoes & The Couples Company mengajak para penonton untuk maju dan merapat ke panggung agar tidak ada jarak antar keduanya dan dapat semakin menikmati penampilan mereka. Mereka membawakan sekitar 10 lagu termasuk beberapa lagu baru mereka seperti senja menggila, kampus biru, etc. yang akan hadir di album terbaru mereka yang akan segera dirilis.

Jujur, saya kagum sekali dengan acara ini. Saya berharap acara seperti ini menjadi gelaran rutin yang diadain di Bandung. Administasi Negara Unpad, Kalian Luar Biasa! Terimakasih! Salute! (and don’t ever think to leave this blog until you leave your message! Hehe) Oh ya! Satu pesan terakhir, lebih tepatnya saran sih. Tolong jangan teralau berharap banyak dari blog ini, karena kami pun tidak melakukan banyak untuk blog ini. Take it, or leave it guys! haha

Posting oleh : Arief Haadi Mulia

Photo oleh : Marnala Eross Simanjuntak